Mengapa
Terlebih Dahulu Melihat Kilat Kemudian Baru Mendengar Bunyi Guntur?
Peristiwa
terjadinya petir diawali dengan terbentuknya awan. Air laut yang menguap karena
panas sinar matahari, naik ke udara. Perubahan suhu menyebabkan uap air berubah
menjadi awan, antara lain awan cumulonimbus atau yang biasanya
disebut dengan awan petir. Awan cumulonimbus yang menggumpal
seperti kapas dan tampak lembut itu ternyata berisi butiran-butiran air dan kristal-kristal
es. Butiran air dan kristal es ini berbenturan hingga menciptakan muatan
listrik positif dan negatif. Di gumpalan awan cumulonimbus lainnya
juga mengalami kejadian serupa. Awan-awan ini kemudian saling berbenturan.
Muatan listrik pun juga ikut terpengaruh. Proses benturan ini, singkatnya
menyebabkan listrik bermuatan positif terkumpul di satu sisi awan dan yang
bermuatan negatif berada di sisi yang lainnya. Kilat atau petir adalah loncatan-lontatan listrik dari satu
awan ke awan lainnya. Loncatan yang bermuat listrik jutaan volt itu saling
bergesekan dengan udara hingga memunculkan bunga api. Inilah yang disebut
kilat. Pergesekan itu begitu hebatnya. Ia membelah, menabrak, dan menekan udara
disekitarnya benturan benturan ini begitu kerasnya sehingga menimbulkan suara
yang menggelegar.
Semakin
lama potensi listrik semakin besar di awan tersebut sehingga muatan listrik
negatif (elektron) pun dilepaskan. Elektron atau muatan listrik negatif ini
akan mencari dan menuju muatan listrik positif. Nah, karena bumi merupakan
medan listrik yang amat besar dan tentunya mengandung muatan negatif dan
positif. Maka elektron dari awan akan “meloncat” menuju bagian permukaan bumi
yang bermuatan listrik positif. Loncatan elektron dari awan menuju bumi berupa
lidah api inilah yang disebut sebagai petir. Selain menuju bagian permukaan
bumi yang bermuatan positif, elektron dari awan ini juga bisa “meloncat” ke
awan cumulonimbus lainnya yang bermuatan listrik positif. Jadi
kilatan petir dapat terjadi dari awan ke bumi dan dari awan ke awan lainnya.
Kilat
terlihat terlebih dahulu di langit dan beberapa detik kemudian baru mendengar
bunyi guntur. Padahal kilat dan guntur terjadi pada saat yang bersamaan.
Mengapa? Ini terjadi karena gelombang cahaya yang membawa kilat dan gelombang
bunyi yang membawa Guntur memiliki cepat rambat yang berbeda. Cepat rambat
cahaya jauh lebih besar dari pada cepat rambat bunyi.
Sumber: http://physicsneverdie.blogspot.com/2012/12/mengapa-terlebih-dahulu-melihat-kilat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar