BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mekanika
merupakan bagian dari fisika yang membicarakan hubungan antara gaya, materi,
dan gerak. Metode matematika yang dapat menjelaskan tentang gerak, khususnya
memandang gerak tanpa melihat penyebabnya dalam mekanika dikelompokkan dalam
kinematika. Apabila penyebab gerak itu dapat dilihat, maka dikelompokkan dalam
dinamika.
Kinematika
ini diberikan sebagai dasar kita untuk mempelajari konsep fisika lebih lanjut
utamanya yang berkaitan dengan gerak yang mengabaikan penyebabnya.
Gerak
lurus adalah salah satu pembahasan yang sangat menarik. Gerak lurus juga merupakan hal yang sangat
penting dalam fisika. Konsep gerak lurus ini merupakan materi dasar dalam
fisika. Konsep ini juga menjadi materi yang fundamental. Selain itu, materi ini
juga memberikan pengaruh yang besar dalam penemuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah
yang dimaksud dengan gerak lurus?
2.
Apakah yang
dimaksud dengan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah
beraturan?
3.
Apa saja rumus-rumus gerak lurus beraturan dan gerak
lurus berubah beraturan?
4.
Bagaimana cara menyelesaikan soal-soal dalam gerak
lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian gerak lurus
2.
Untuk
mengetahui pengertian gerak lurus
beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
3.
Untuk
mengetahui rumus-rumus gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
4.
Untuk
mengetahui cara menyelesaikan soal-soal dalam gerak lurus beraturan dan gerak lurus
berubah beraturan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gerak Lurus
Gerak
lurus merupakan peristiwa gerak benda yang memiliki lintasan berupa garis
lurus. Pengertian gerak lurus tidak bisa dipisahkan dengan pengertian gerak.
“Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda atau partikel terhadap suatu
acuan tertentu” (Azizah,2005:26). Acuan tersebut dapat berupa acuan yang diam
dan acuan yang bergerak. Gerak dengan acuan diam biasa disebut dengan gerak
nyata. Contoh gerak nyata adalah seseorang yang diam di tepi jalan melihat
sebuah mobil yang bergerak di jalan raya. Maka dapat dikatakan mobil tersebut
bergerak terhadap acuan orang yang diam di tepi jalan. Sedangkan gerak dengan
acuan yang bergerak biasa disebut gerak semu (relatif). Contoh gerak semu
(relatif) adalah seseorang yang berada dalam mobil melihat sebuah motor
menyalipnya, maka dapat dikatakan bahwa motor tersebut bergerak terhadap acuan
orang yang berada dalam mobil tersebut.
2.2
Pembahasan
Gerak Lurus
Pembahasan tentang fenomena gerak
lurus memang sangat luas. Gerak lurus ini dibahas melalui cabang ilmu yang
bernama kinematika. Azizah (2005:26) menyatakan bahwa “kinematika adalah ilmu
yang mempelajari benda tanpa mempedulikan penyebab timbulnya gerak”. Kinematika
membahas gerak dengan melihat kedudukan, jarak, kecepatan, dan percepatan.
Salah satu aspek pembahasan kinematika adalah
kedudukan. Azizah (2005:27 ) menyatakan bahwa “kedudukan adalah letak suatu
benda pada waktu tertentu terhadap acuan tertentu”. Kedudukan biasanya
dinyatakan dalam arah dan nilai jarak terhadap acuan tertentu.
Besaran lain yang berhubungan dengan
gerak lurus adalah jarak dan perpindahan. Kedua besaran ini biasanya dianggap
sama, tetapi keduanya memiliki banyak perbedaan yang mencolok. Perbedaan itu
terlihat melalui pengertian keduanya. Jarak merupakan panjang lintasan yang
telah ditempuh benda selama bergerak. Jarak juga merupakan besaran skalar yang
tidak memperhitungkan posisi benda. Sedangkan perpindahan merupakan perubahan
posisi awal (S0) dan posisi akhir (St) suatu benda tanpa
memperhitungkan bentuk dan panjang lintasannya. Perpindahan juga merupakan
besaran vector yang memiliki besar dan arah.
Besaran lain yang sangat penting
dalam gerak lurus adalah kecepatan. Kecepatan adalah perubahan posisi benda
tiap satuan waktu. Namun, biasanya terjadi kerancuan antara kecepatan dan
kelajuan. Keduanya sering dikatakan sama, tetapi keduanya memiliki pengertian
yang berbeda. Ludolph (1984:184) menyatakan bahwa “kecepatan adalah besaran
vektor yang dinyatakan dengan nilai dan arah, sedangkan kelajuan adalah besaran
skalar yang hanya mempunyai nilai saja tanpa memperhitungkan arah”.
Besaran lain yang juga sangat
penting dalam gerak adalah percepatan. Percepatan biasanya dilambangkan dengan a.
Percepatan adalah perubahan kecepatan tiap satuan waktu.
Percepatan adalah besaran vektor.
Percepatan memiliki arah dan nilai. Percepatan bisa bernilai positif (+) maupun
negatif (-) karena tergantung besarnya kecepatan. Jika bernilai positif disebut
percepatan, sedangkan bernilai negatif jika perlambatan.
Ditinjau dari sudut pandang kinematika,
gerak terdiri atas gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah
beraturan (GLBB)
2.3 Gerak
Lurus Beraturan (GLB)
“Gerak
lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang lintasannya lurus dan tetap serta
menempuh jarak yang sama untuk setiap waktu yang sama” (Azizah,2005:28)
Pada gerak lurus beraturan kecepatan yang dimiliki benda
tetap ( v = tetap) sedangkan percepatannya sama dengan nol ( a = 0 ). Secara
matematis, persamaan gerak lurus beraturan adalah
dimana
: v = kecepatan (m/s)
s = jarak tempuh (m)
t
= waktu tempuh (s)
Pada GLB kecepatan rata-ratanya sama
dengan kecepatan sesaat ,sehingga kecepatan sesaatnya
Misalkan
t1= 0 sebagai waktu awal ,
t2=t sebagai waktu yang diperlukan , x1= x0 sebagai
posisi awal dan x2= x sebagai posisi setelah waktu t , maka
Yang
dapat ditulis menjadi
atau
2.3.1 Grafik Gerak Lurus Beraturan ( GLB)
Jika kecepatan v yang
bergerak dengan laju konstan selama selang waktu t sekon, diilustrasikan
dalam sebuah grafik v-t, akan diperoleh sebuah garis lurus, tampak seperti
di bawah ini :
Grafik hubungan v-t tersebut
menunjukkan bahwa kecepatan benda selalu tetap, tidak tergantung pada waktu,
sehingga grafiknya merupakan garis lurus yang sejajar dengan sumbu t (waktu).
Berdasarkan gambar diatas, jarak tempuh merupakan luasan yang dibatasi oleh
grafik dengan sumbu t dalam selang waktu tertentu.
Sementara itu, hubungan jarak yang
ditempuh s dengan waktu t, diilustrasikan dalam sebuah grafik s-t,
sehingga diperoleh sebuah garis diagonal ke atas, tampak seperti pada gambar di
bawah ini :
Dari grafik hubungan s-t dapat
dikatakan jarak yang ditempuh s benda berbanding lurus dengan waktu
tempuh t. Makin besar waktunya makin besar jarak yang ditempuh.
Berdasarkan gambar tersebut, grafik hubungan antara jarak s terhadap
waktu t secara matematis merupakan harga tan α , di mana α adalah sudut
antara garis grafik dengan sumbu t (waktu).
2.4 Gerak
Lurus Berubah Beraturan
(GLBB)
Gerak
Lurus Berubah Beraturan
(GLBB) adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan kecepatan benda
berubah secara beraturan dan mengalami percepatan tetap setiap waktu”
(Azizah,2005:30).
Pada
gerak lurus berubah beraturan percepatan yang dimiliki benda adalah tetap,
sedangkan kecepatannya berubah beraturan.
Gerak lurus berubah beraturan ada
dua macam yaitu :
1. GLBB dipercepat
2. GLBB diperlambat
Suatu
benda dikatakan melakukan gerak lurus berubah beraturan dipercepat apabila
kecepatannya makin lama bertambah besar, sedangkan sebuah benda dikatakan
melakukan gerak lurus berubah beraturan diperlambat apabila kecepatannya makin
lama berkurang sehingga pada suatu saat benda itu menjadi diam (berhenti
bergerak).
2.4.1
Grafik
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
A. Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan
Dipercepat
Grafik hubungan kelajuan v dengan waktu t, seperti dibawah ini :
Dari grafik di atas kita mempunyai
persamaan :
Jika
pada saat t1 = 0 benda telah memiliki kecepatan v0
dan pada saat t2 = t benda memiliki kecepatan vt,
maka persamaannya menjadi seperti berikut.
Keterangan : v0 = kecepatan awal (m/s)
vt
= kecepatan akhir (m/s)
a
= percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
Selanjutnya
grafik antara jarak s dan waktu t seperti gambar di bawah ini:
Benda
yang bergerak dengan percepatan tetap menunjukkan kecepatan benda tersebut
bertambah secara beraturan. Oleh karena itu, jika diketahui kecepatan awal dan
kecepatan akhir, maka kecepatan rata-rata benda sama dengan separuh dari jumlah
kecepatan awal dan kecepatan akhir.
Apabila
s merupakan perpindahan yang ditempuh benda dalam interval waktu (t),
maka persamaan menjadi sebagai berikut.
Selanjutnya, untuk
dapat menentukan kecepatan akhir sebuah benda yang mengalami percepatan tetap
pada jarak tertentu dari kedudukan awal tanpa mempersoalkan selang
waktunya,Anda dapat menghilangkan peubah t dengan mensubstitusikan persamaan
(diperoleh dari persamaan
) ke dalam
persamaan
B.
Grafik
Gerak Lurus Berubah Beraturan Diperlambat
<0 <0;x= v0t-2
v0≠0
vt= v0-
2.5
Aplikasi GLB dan GLBB
Ø Gerak Vertikal ke Bawah.
Merupakan GLBB dipercepat dengan kecepatan awal vo.
Rumus GLBB :
vt = vo + gt
y = vot + gt2
vt2=
vo2 + 2gy
|
|
Ø Gerak Vertikal
ke Atas.
Merupakan GLBB diperlambat dengan kecepatan awal vo.
Rumus GLBB :
vt = vo - gt
y = vot - gt2
vt2 = vo2 –2
gy
|
|
y = jarak yang
ditempuh setelah t detik.
tnaik = = tturun =
hmaks =
Syarat - syarat gerak
vertikal ke atas yaitu :
a. Benda mencapai
ketinggian maksimum jika vt = 0
b. Benda sampai di
tanah jika y = 0
Ø
Gerak jatuh
bebas
Gerak jatuh bebas ini merupakan gerak
lurus berubah beraturan tanpa kecepatan awal
Percepatan
yang digunakan untuk benda jatuh bebas adalah
percepatan gravitasi
(biasanya g = 9,8 m/det2) ( vo ), dimana
percepatannya disebabkan karena gaya tarik bumi dan disebut percepatan
grafitasi bumi ( g ).
Misal
: Suatu benda dijatuhkan dari suatu ketinggian tertentu, maka :
Rumus GLBB :
·
vt =
vo + g.t
karena vo = nol, maka vt = g.t
· h
= vo.t + ½ g.t²
karena vo = nol,
maka h = ½ g.t²
·
h
= ½ vt.t
·
vt² =
vo² + 2g.h, karena vo = nol, maka vt= 2g.h
|
|
2.6 Contoh
GLB dan GLBB dalam kehidupan sehari - hari
2.6.1 Contoh Gerak Lurus Beraturan dalam
Kehidupan Sehari-hari
·
Mobil
melaju lurus dengan speedometer menunjuk angka yang tetap
·
Pada
ketinggian tertentu, gaya-gaya yang bekerja pada pesawat berada dalam
keseimbangan. Pada saat itu pesawat bergerak lurus dengan kecepatan tetap dan
kita di dalam pesawat merasa seolah-olah pesawat diam.
·
Gerak
jatuh penerjun. Penerjun terjun bebas tanpa membuka parasutnya. Secara
pendekatan kita dapat mengabaikan hambatan angin yang bekerja pada penerjun,
dan penerjun mengalami gerak lurus beraturan dipercepat. Saat penerjun membuka
payungnya, pada ketinggian tertentu diatas tanah, gaya-gaya yang bekerja pada
penerjun dan parasutnya mencapai keseimbangan, dan penerjun jatuh dengan
kelajuan tetap.
2.6.2 Contoh Gerak Lurus Berubah Beraturan
dalam Kehidupan Sehari-hari
·
Mobil
dipercepat dengan menekan pedal gas. Jarak antara dua kedudukan mobil
dalam selang waktu yang sama berkurang secara tetap.
·
Mobil
yang diperlambat dengan menekan pedal rem. Jarak antara dua kedudukan mobil
dalam selang waktu yang sama berkurang secara tetap.
·
Gerak
buah kelapa yang jatuh bebas dari tangkainya. Ini mirip dengan dengan gerak
bola biliar yang dijatuhkan. Jarak antara dua kedudukan bola biliar yang
berdekatan bertambah secara tetap.
·
Gerak
anak kecil meluncur dari puncak seluncuran, yang mirip dengan gerak bola yang
meluncur dari puncak bidang miring.
·
Gerak
batu yang dilempar vertical keatas. Pada saat batu naik kecepatan batu
berkurang secara tetap (gerak lurus diperlambat beraturan), dan pada saat turun
batu bergerak jatuh bebas (gerak lurus dipercepat beraturan)
·
Gerak
atlet terjun payung yang baru saja keluar dari pesawat terbang, mirip dengan
gerak bola yang dijatuhkan lurus ke bawah.
2.7 Contoh- Contoh Soal GLB dan GLBB Beserta Penyelesaiannya
2.7.1 Contoh Soal GLB
1. Seseorang
mengendarai mobil dengan kecepatan tetap 15 m/s. Tentukan :
a).
Jarak yg ditempuh setelah 4 s,5 s.
b).
Waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak 3 km
Penyelesaian
:
Diketahui :
v= 15 m/s
Jawab :
a.
t = 4s
s = v . t
s = 15 . 4
s = 60 m
t = 5 s
s = v . t
s = 15 . 5
s = 75 m
b. s = 3 km =
3000 m
t =
t = t = 200 s
·
2. Mobil melaju lurus dengan
speedometer menunjuk angka yang tetap
·
Pada
ketinggian tertentu, gaya-gaya yang bekerja pada pesawat berada dalam
keseimbangan. Pada saat itu pesawat bergerak lurus dengan kecepatan tetap dan
kita di dalam pesawat merasa seolah-olah pesawat diam.
·
Gerak
jatuh penerjun. Penerjun terjun bebas tanpa membuka parasutnya. Secara
pendekatan kita dapat mengabaikan hambatan angin yang bekerja pada penerjun,
dan penerjun mengalami gerak lurus beraturan dipercepat. Saat penerjun membuka
payungnya, pada ketinggian tertentu diatas tanah, gaya-gaya yang bekerja pada
penerjun dan parasutnya mencapai keseimbangan, dan penerjun jatuh dengan
kelajuan tetap.
Contoh – Contoh Soal GLBB
1. Setelah
dihidupkan, sebuah mobil bergerak dengan percepatan 2m/s2. Setelah
berjalan selama 20 s, mesin mobil mati dan berhenti 10 s kemudian. Berapa jarak
yang ditempuh oleh mobil tersebut ?
Penyelesaian :
Sebelum mesin mobil mati
Vo = 0
a = 2 m/s2
t = 20 s
Vt = Vo + at
Vt = 0 + 2 . 20
Vt = 40 m/s2
Penyelesaian :
Sebelum mesin mobil mati
Vo = 0
a = 2 m/s2
t = 20 s
Vt = Vo + at
Vt = 0 + 2 . 20
Vt = 40 m/s2
Ø Setelah
mesin mobil mati
Vo
= 40 m/s2
Vt = 0
t = 10s
Vt = Vo + at
Vt = 40 + a. 10
a = -4
S =Vo t + ½ a t2
S = 40. 10 + ½ (-4) .102
S = 200 m
Jadi, mobil tersebut telah menempuh jarak sejauh 200m sejak mulai bergerak hingga berhenti menempuh jarak 200 m.
Vt = 0
t = 10s
Vt = Vo + at
Vt = 40 + a. 10
a = -4
S =Vo t + ½ a t2
S = 40. 10 + ½ (-4) .102
S = 200 m
Jadi, mobil tersebut telah menempuh jarak sejauh 200m sejak mulai bergerak hingga berhenti menempuh jarak 200 m.
- Lawson mengendarai sebuah mobil
dengan kecepatan 15 m/s selama waktu 10 detik. Jika kecepatan akhirnya
adalah 35 m/s, tentukan percepatan mobil tersebut?
Penyelesaian
:
Diketahui
: V0 = 15 m/s
t = 10 s
Vt = 35
m/s
Ditanya : a…. ?
Jawab : Vt
= V0 + a . t
35 = 15 + a .10
35 – 15 = 10
a
10 = 10 a
a = 1 m/s2
- Sebuah mobil mengurangi
kelajuannya menjadi 25 m/s selama 1 menit. Jika perlambatan mobil tersebut
2 m/s2, berapakah kelajuan mobil mula-mula?
Penyelsaian
:
Diketahui
: Vt = 25 m/s
t = 1 meneit = 60 s
a = 2 m/s2
Ditanya
: V0 …. ?
Jawab : Vt
= V0 -
a . t ( diperlambat )
25 = V0
- 2 . 60
25 = V0 -
120
V0 = 145 m/s
2.7.3 Contoh Soal Gerak
Vetikal ke Atas
- Sebuah benda dilemparkan ke
atas dengan kecepatan 30 m/s. Hitunglah waktu dan ketinggian bola tersebut
ketika mencapai titik tertinggi, jika percepatan gravitasi benda = 10 m/s2.
Penyelesaian
:
Diketahui
: V0 = 30 m/s
g =10 m/s2
Ditanya
: ttitik tertinggi … ?
hmaks … ?
jawab
: ttitik tertinggi =
ttitik tertinggi =
ttitik tertinggi =
s
hmaks =
hmaks =
hmaks
hmaks = 45 m
2.
Sebuah
bola dilempar ke atas dengan kecepatan awal 15 m/s .( g= 9,8m/s2)
Berapakah waktu yang diperlukan untuk mencapai ke tinggian
maksimum?
Penyelesaian :
Diketahui :V0 = 15 m/s
g = 9,8m/s2
Ditanya : t …?
Jawab : pada
ketinggian maks Vt = 0
Vt
= V0 – g . t
0=
15– 9,8 . t
9,8
. t = 15
t
=
t
= 1,53 s
3.
Dari
soal di atas cari berapakah ketinggian maksimum dan kecepatan setelah 2 s?
Penyelesaian :
Diketahui : V0
= 15 m/s
g
= 9,8m/s2
Ditanya : hmaks … ?
V
setelah 2s .. ?
Jawab : hmaks
= V0 .t – ½ g t2
hmaks
= 15 .1,53 – ½ 9,8.
(1,53)2
hmaks
= 11,48 m
V
Setelah 2s
Vt
= V0 – g . t
Vt
=15 – 9,8 . 2
Vt
= 15 – 19,6
Vt
= – 4,6 m/s ( tanda negatif (-) arah ke bawah
2.7.2
Contoh Soal Gerak Vetikal ke Bawah
1. Doni melempar sebuah bola dari puncak gedung
apartemen setinggi 37,6m. Tepat pada saat yang sama Yusuf yang tingginya 160 cm
berjalan mendekati kaki gedung dengan kecepatan tetap 1,4 m/s. Berapa jarak
Yusuf dari kaki gedung tepat pada saat bola jatuh, jika bola yang dijatuhkan
tersebut tepat mengenai kepala Yusuf?
Penyelesaian:
Bola mengalami gerak jatuh bebas
v0
= 0
a =
-g = -9,8 m/s2
Jarak tempuh bola = 37,6 m – 160 cm
= 37,6 m – 1,6 m = 36 m. Jadi, y = -36.
Jika
waktu tempuh Yusuf sama dengan waktu jatuh bola, maka bola tersebut akan
mengenai kepala Yusuf. Yusuf mengalami gerak lurus beraturan dengan v =
1,4 m/s, maka jarak Yusuf semula dari kaki gedung adalah:
2.7.4 Contoh
Soal Gerak
Jatuh Bebas
1.
Buah mangga (m = 0,3 kg) jatuh dari pohonnya dengan ketinggian 2 m. Sedangkan
buah kelapa (m = 0,3 kg) jatuh dari atas pohonnya berketinggian 8 m. Tentukan:
a.
perbandingan waktu jatuh buah mangga dan buah kelapa,
b.
perbandingan kecepatan jatuh buah mangga dan buah kelapa.
Penyelesaian
Diketahui :
h1
= 2 m (mangga)
h2
= 8 m (kelapa)
g = 10 m/s2
Ditanya
: a. .........?
b.
.......?
Jawab
:
a.
waktu jatuh
Waktu jatuh buah mangga memenuhi:
Dengan persamaan yang
sama dapat diperoleh waktu jatuh buah kelapa sebesar:
Perbandingannya
:
b . Kecepatan jatuh
Kecepatan jatuh buah mangga sebesar:
Dengan persamaan yang
sama diperoleh kecepatan jatuh buah kelapa sebesar:
Berarti perbandingan
kecepatan jatuh buah mangga dan buah kelapa dapat diperoleh:
2.
Seorang anak sedang duduk pada cabang pohon tiba –
tiba cabang pohon itu patah , anak tersebut jatuh membentur tanah setelah 0,5
s.
Jika g = 9,8 m/s2 . tentukan tinggi cabang
pohon dari permukaan tanah ?
Penyelesaian :
Diketahui : ∆t
= 0,5 s
g
= 9,8 m/s2
Ditanya : h...
?
Jawab : ht = ½ g t2
h0,5
= ½ .9,8 . (0,5)2
h0,5
= 1,225 m
3.
Dari soal nomor 2 , tentukan kelajuan anak pada saat
membentur tanah ?
Pennyelesaian :
Diketahui : ∆t
= 0,5 s
g
= 9,8 m/s2
Ditanya : Vt... ?
Jawab : Vt = g t
Vt
= 9,8 . 0,5 = 4,9 m/s
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari isi
makalah ini, kami dapat menyimpulkan bahwa:
·
Gerak
lurus merupakan peristiwa gerak benda yang memiliki lintasan berupa garis
lurus.
·
Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah Gerak suatu benda
pada lintasan garis lurus dengan kelajuan tetap.
·
Gerak Lurus Berubah Beraturan(GLBB) adalah Gerak suatu
benda pada lintasan garis lurus dengan percepatan tetap.
3.2 Saran
Pepatah mengatakan “ tiada gading yang tak
retak” begitulah makalah yang kami susun diatas bila terdapat berbagai
kesalahan kami dari tim penyusun mohon maaf.
Untuk para pembaca yang akan melakukan kegiatan
sejenis untuk mengulangi pembuatan
makalah ini agar data yang didapatkan
menjadi lebih akurat dan valid.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel. 2004. Buku
Ringkasan rumus & Konsep dasar pelajaran. Bandung: CV. YRAMA WIDYA.
http://www.scribd.com/doc/66804655/Materi-Pelajaran-Fisika-Tentang-Gerak-Glb-Glbb
Indrawati.
2005. Fisika Dasar. Jember: UPT
Perpustakaan Universitas Jember .
Lasmi,
Ketut. 1998. Bimbingan Pemantapan Fisika.
Bandung: CV. YRAMA WIDYA.
Nufus,
Nurhayati dan Furqon As, A. 2009. Fisika.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Nurachmandani,
Setya. 2009. Fisika 1. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Purwanti,
Endang. 2009. Fisika. Klaten: PT
Intan Pariwara.
Sumarsono,
Joko. 2009. Fisika. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumarsono,
Joko dan Damari, Sri. 2009. Fisika. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar